Jumat, 08 Februari 2013

MEMPERBANYAK ANAKAN PADI


MEMPERBANYAK ANAKAN PADI

       Banyak anak banyak rejeki, falsafah ini sangat pas jika diterapkan dalam ilmu budidaya tanaman padi. Semakin banyak anakan produktif tanaman padi diharapkan akan semakin banyak malai yang terbentuk dan akhirnya diharapkan semakin banyak peningkatan produksi yang kita peroleh. Oleh karena banyaknya anakan produktif merupakan salah satu kunci peningkatan produktivitas tanaman padi selain banyaknya bulir isi pada tiap malai.
      Banyak sekali teori dan pengalaman dalam ilmu pertanian berbeda daerah berbeda budaya beda orang beda cara, demikian pula banyak sekali tips, teori dan metode untuk memperbanyak anakan tanaman padi. Bagaimana caranya untuk memperbanyak anakan produktif tanaman padi. Informasi ini kami peroleh dari berbagai sumber dan pengalaman dilapangan.

  1. Tanamlah bibit padi muda. Menurut informasi yang maspary peroleh semakin muda umur bibit padi akan semakin potensi memproduksi anakan yang lebih banyak. Umur terbaik untuk tanam padi adalah antara 10 – 18 hss (hari setelah sebar).
  2. Aplikasi pupuk Phospat seperti SP36 seawal mungkin (kalau perlu sehari atau 2 hari sebelum tanam). Pupuk SP36  membutuhkan waktu yang agak lama untuk bisa terserap oleh akar tanaman, oleh karena itu pemberian SP36 harus seawal mungkin. Salah satu fungsi unsur P yang terkandung dalam SP36 adalah merangsang pembentukan akar, oleh karena itu  maspary menganjurkan pemberian unsur P saat vase pembentukan anakan supaya anakan yang terbentuk bisa diimbangi dengan akar yang sehat, kuat dan panjang.
  3. Aplikasi pupuk Nitrogen seperti urea seawal mungkin. Maksimal 5 hari setelah tanam harus sudah diberikan. Unsur Nitrogen merupakan salah satu kunci utama dalam membantu pembentukan anakan, oleh karena itu saat proses pembentukan anakan jangan sampai belum tersedia unsur ini.
  4. Jangan tanam bibit padi terlalu dalam. Cukup 1-2 cm saja sudah cukup. Ini juga merupakan poin penting untuk meningkatkan jumlah anakan produktif tanaman padi. Tanam bibit padi yang terlalu dalam akan menghabiskan energi tanaman padi untuk menembus tanah penutupnya. Cuma didaerah saya yang menjadi kendala adalah tukang tanamnya yang sulit melaksanakan, yach….. karena terbiasa tanam dalam. Pernah saya menanyakan pada tukang tandur (tukang tanam) kenapa kalau tanam harus dalam, mereka menjawab katanya kalau nggak dalam nggak enak pak!!
  5. Pengairan yang tidak selalu tergenang. Jaga pemberian air pada tanaman padi secara periodik diairi lalu dibiarkan sampai kering (tanahnya pecah rambut) lalu diairi lagi demikian seterusnya.
  6. Penggunaan varietas unggul seperti benih padi unggul B3. Setiap varietaspasti akan mempunyai kemampuan sendiri-sendiri dalam membentuk anakan yang produktif.
  7. Jarak tanam jangan terlalu rapat, apalagi jika tanahnya subur. Walaupun anakan terbentuk banyak akan tetapi jika jaraknya terlalu rapat biasanya anakan tersebut menjadi kurang produktif. Kalau bisa gunakan sistem tanam jajar legowo seperti yang telah Gerbang Pertanian tulis beberapa waktu yang lalu. Tetapi jika jarak tanamnya menggunakan 40 cm gak perlu pake sistem legowo lagi.
  8. Pemberian Zat Pengatur Tumbuh (hormon tanaman) terutama yang mengandung sitokinin dan giberelin. Menurut maspary poin nomor 8 ini hanyalah opsional, jadi merupakan faktor pendukung saja yang boleh dlakukan dan boleh tidak. Jika mau diberikan sebaiknya bersamaan saat pemupukan oleh karena itu berikan ZPT yang bentuknya padat seperti ZPT Organik yang Gerbang Pertanian telah sediakan. Boleh juga disemprotkan saat umur 15 hst.
  9. Pemberian pupuk organik padat sebagai penyubur dan pembenah tanah. Ini berhubungan erat dengan kondosi kesuburan tanah anda dan proses penyerapan unsur hara yang akan diberikan pada tanaman. Oleh karena itu jumlahnya sangat relatif tergantung kondisi tanah masing-masing petani.
  10. Waspada terhadap hama dan penyakit. Hama yang punya potensi mengurangi anakan antara lain keong mas, sundep dan tikus. Sedangkan penyakit yang membahayakan saat pembentukan anakan padi adalah penyakit busuk pangkal batang padi. 

        Ternyata untuk memperbanyak anakan produktif pada tanaman padi tidak mudah ya…. banyak sekali persyaratan yang harus dipenuhi. Barangkali ada rekan-rekan Gerbang Pertanian yang punya tips lain yang lebih mudah untuk memproduksi anakan produktif tanaman padi silahkan hubungi maspary. Kita sharingkan ke teman-teman petani yang lain agar bisa membantu mereka dalam meningkatkan produksinya.
        Semoga sedikit tulisan yang terbentuk dari buah pikiran dan pengalaman ini bisa memberikan jawaban kepada petani atas persoalan peningkatan produksivitas tanaman padi di Indonesia.

Salam Pertanian!!

Masagus

Tanam Padi Metode S.R.I.


Tanam Padi Metode S.R.I. (System of Rice Intensification)



Pendahuluan

       S.R.I. adalah teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air, dan unsur hara. Metode S.R.I. ini terbukti telah berhasil meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 % bahkan di beberapa tempat mencapai lebih dari 100 %.
       Teknik S.R.I. ini telah berkembang di 36 negara antara lain Indonesia, Kamboja, Laos, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, Nepal, Srilanka, Gambia, Madagaskar dan lainnya.

        Dalam budidaya padi metode S.R.I. ini ada beberapa prinsip yang menjadi ketentuan, yaitu :

  • Tanam bibit muda berusia kurang dari 12 hari setelah sebar (hss) ketika bibit masih berdaun 2 helai.
  • Tanam bibit satu lubang satu batang dengan jarak tanam biasa 25 Cm x 25 Cm, 30 Cm x 30 Cm atau legowo 2.
  • Pindah tanam harus hati-hati karena batang masih lemah dan akar tidak putus dan ditanam tidak dalam.
  • Pemberian air maksimal 2 Cm dengan cara intermitten (berselang).
  • Penyiangan sejak awal pada umur 10 hari dan diulang sampai 3 kali dengan interval 10 harian.
  • Upayakan menggunakan pupuk organik.

Kelebihan S.R.I. dibandingkan dengan tanam padi secara biasa petani (konvensional) adalah :
a.    Tanaman hemat air.
b.    Hemat biaya benih.
c.    Hemat waktu karena panen lebih awal.
d.    Produksi bisa meningkat.

Budidaya Padi Metode S.R.I.
a.    Pengolahan Tanah

  • Tanah dibajak sedalam 25 – 30 Cm.
  • Benamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan
  • Gemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna, lalu diratakan sehingga saat diberikan air ketinggiannya di petakan sawah merata.
  • Sangat dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan pupuk organik (pupuk kandang,pupuk kompos,pupuk hijau).
b.    Pemilahan Benih Bernas dengan Larutan Garam
        Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik (bernas) maka perlu dilakukan pemilihan, walaupun benih tersebut dihasilkan sendiri, atau benih berlabel yaitu dengan menggunakan larutan garam dengan langkah-langkah sebagai berikut:

  • Masukan air kedalam ember, kemudian masukan garam lalu diaduk sampai larut, jumlah garam dianggap cukup bila telur itik bisa mengapung.
  • Masukan benih padi kedalam ember, kemudian pisahkan benih yang mengambang dengan yang tenggelam. Selanjutnya benih yang tenggelam/benih yang bermutu dicuci dengan air biasa sampai bersih.  

c.    Perendaman dan Pemeraman Benih
Setelah uji benih selesai proses berikutnya adalah:

  • Benih yang bermutu (tenggelam) direndam dalam air bersih selama 24-48 jam.
  • Setelah direndam, dianginkan (ditiriskan) selama 24-48 jam sampai berkecambah

d.    Persemaian
         Persemaian  untuk budidaya S.R.I dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu/besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pemindahan, pencabutan, dan penanaman.
Proses persemaian adalah sebagai berikut:

  • Benih yang dipergunakan tergantung pada kebiasaan/ kesukaan petani (bermutu baik/bernas).
  • Penyiapan tempat persemaian dilapisi dengan daun pisang yang sudah dilemaskan, kemudian diberikan tanah yang subur bercampur kompos (perbandingan 1:1), tinggi tanah pembibitan sekitar 4cm.
  • Benih yang ditaburkan ke dalam tempat persemaian, kemudian ditutup tanah tipis.  

e.    Penanaman

  • Pola penanaman bibit metoda S.R.I adalah bujur sangkar 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih jarang lagi misalkan sampai 50 x 50 cm pada tanah subur.
  • Garis-garis bujur sangkar dibuat dengan caplak.
  • Bibit ditanam pada umur 5-15 hari (daun dua) setelah semai, dengan jumlah bibit per lubang satu, dan dangkal 1-1,5 cm, serta posisi perakaran seperti huruf L.

f.    Pemupukan
       Takaran pupuk  an-organik (kimia) disesuaikan dengan anjuran. Hasil Demplot digunakan pupuk kimia sebagai berikut:

  • Pemupukan I pada umur 7-15 HST dengan dosis Urea 125kg/Ha, SP-36 100kg/ha.
  • Pemupukan II pada umur 20-30 HST dengan dosis Urea 125kg/ha
  • Pemupukan III pada umur 40-45 HST dengan dosis ZA 100kg/ha. jika tanaman belum bagus.

        Metode S.R.I sangat menganjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau/daun-daunan), penggunaan pupuk organik selain memperbaiki struktur tanah juga bisa mengikat air/menghemat air.  

g.    Penyiangan
        Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau rotary weeder, atau dengan alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggemburan tanah.  Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah. Semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat meningkatkan produksi.

h.    Pemberian air secara terputus/berselang
        Dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air di petakan sawah maksimum 2 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm).  Pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai tanahnya pecah-pecah rambut.

i.    Panen
        Panen dilakukan setelah tanaman sudah tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata atau masaknya gabah. Bulir padi telah benar-benar bernas berisi. Bila dihitung dari pesemaian, maka umur panen lebih singkat dibandingkan dengan cara konvensional.